PROBLEM
SOLVING TERHADAP SISWA SMA
untuk memenuhi
tugas
Mata Kuliah Bimbingan
dan Konseling
Dosen Pengampu : Dr. Awalya,M.Pd, Kons.
oleh
Dwi Noviyanti
2601413014
Rombel : 04
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “PROBLEM
SOLVING TERHADAP SISWA SMA ” Makalah ini berisikan tentang penyelesaian
masalah terhadap kasus di lingkungan sekolah.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik
untuk perbaikan selanjutnya.Walaupun demikian penulis tetap berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.Terima kasih.
Semarang,
Oktober 2014
Penulis
Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan,
taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat
menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja
belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak,
karena secara fisik mereka sudah seperti orang dewasa. Perkembangan fisik dan
psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja dan akan membawa
akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta
kepribadian remaja.
Definisi tentang remaja secara
lebih konseptual,
Remaja adalah suatu masa dimana individu mengalami perkembangan psikologik dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa dan terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Setiap siswa sebenarnya mempunyai masalah
dan sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat bersifat pribadi,
sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam
mengenali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka
konselor sebagai pihak yang berkompeten perlu memberikan intervensi. Apabila
siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat
untuk dipecahkan. Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui
keadaan dan kondisi siswanya secara mendalam.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Apa pengertian bimbingan dan
konseling ?
2. Apa kasus yang dihadapi ?
3. Bagaimana upaya memecahan
masalah ?
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendiskripsikan kasus yang
sedang dihadapi dari peserta didik guna mencari informasi.
2. Mencari jalan keluar atau
penyelesaian masalah dari kasus tersebut.
Dengan adanya pembuatan
makalah ini diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling secara
individu kepada siswa. Dan dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang dilakukan
diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana konseling sesungguhnya di lapangan.
Bimbingan merupakan layanan
yang bersifat profesional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar
belakang pendidikan, dan keahlian di bidang bimbingan dan konseling. Sedangkan
konseling adalahsuatu proses member bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Rahmat adalah siswa kelas XI di sekolah SMAN I Sokaraja, Rahmat
merupakan salah satu murid yang dibanggakan oleh para guru dan teman- temannya
karena prestasinya yang mengagumkan, baik dalam akademik maupun non akademik
(organisasi ekstrakurikuler).
Pujian dan simpati masyarakat sekolah membuat Rahmat merasa bahwa hanya
dialah yang paling pandai diantara teman- temannya yang lain, terlebih hal itu
hingga membuat Rahmat menjadi seseorang yang suka membangkang kepada kedua
orang tuanya, tidak mau membantu orang tuanya, Rahmat menganggap tanpa orang
tua ia dapat menjadi orang yang dibanggakan atau diandalkan orang lain.
Mencari sebab- sebab yang kemungkinan menjadi latar
belakang kasus.
Mencari informasi dari siswa yang dekat dengannya, kepada para guru, dan warga
sekolah lainnya.
Dengan mencari bukti- bukti
administrasi yang menguatkan bahwa Rahmat merupakan murid yang berprestasi di
sekolah (seperti yang diungkapkan pada opini masyarakat sekolah). yang
dilakukan antara lain :
a. Pengamatan terhadap raport dan laporan hasil evaluasi
kegiatan belajar siswa, dengan tujuan untuk melihat grafik perkembangan
prestasi akademiknya.
b. Pengamatan terhadap data induk dan kartu pribadi.
Mencari keterangan atau
informasi dengan cara melakukan wawancara kepada Pembina
organisasi ekstrakurikuler yang
bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi Rahmat pada bidang organisasi
yang diikutinya. Jenis wawancara adalah wawancara terbuka dengan mendorong
subyek untuk menceritakan banyak hal mengenai sosok Rahmat diorganisasi dan
prestasinya. Selanjutnya melakukan
wawancara kepada wali kelas dan teman- teman dekat Rahmat, wawancara dilakukan
dalam rangka mencari keterangan mengenai perubahan sikap dan perilaku Rahmat akhir- akhir ini.
wawancara bersifat terbuka dengan mendorong subyek (wali kelas/ teman- teman Rahmat) untuk menceritakan
banyak hal mengenai sosok Rahmat
dimata mereka dan prestasinnya.
Mengajukan surat Pemberitahuan Kunjungan
Rumah kepada wali murid (orang tua Rahmat).
Surat pemberitahuan kunjungan rumah berisikan tentang maksud- maksud kedatangan
dan tujuan kunjungan yang akan dilakukan. Tujuan kunjungan rumah adalah untuk
mengetahui latar belakang Si kasus (Rahmat)
didalam rumah tinggal, paling tidak adalah informasi- informasi perubahan
prilaku yang ditunjukkan Rahmat
belakangan ini ketika berada bersama keluarganya. Jenis wawancara adalah
wawancara tertutup.
Setelah mendapatkan
informasi yang kuat dari hasil wawancara dan kunjungan rumah tersebut, ternyata
masalah yang terjadi ini lebih dominan terhadap kehidupan pribadinya yaitu
naiknya ukuran harga diri Rahmat karena lingkungan sekolah yang terlalu
mengapresiasi keistimewaan dirinya sehingga merubah pandangan Rahmat menjadi
seorang yang hedonis, buta karena kedudukan, dan menolak aktualisasi diri yang
lebih positif dan bijaksana.
Bimbingan
pribadi dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada Rahmat mengenai cara pandang
yang bijaksana agar dalam menanggapi segala pujian itu lebih dapat digunakan
sebagai motivasi positif untuk lebih membanggakan nama sekolah dan bermanfaat
bagi keluarga dan dirinya sendiri.
Rahmat
dipahami sebagai individu yang mengalami permasalahan emosional yang tidak
dapat menyaring dengan tepat terhadap
apa- apa yang dikatakan orang lain kepada dirinya (dalam hal ini ia tidak mampu
memfilter dengan bijaksana apresiasi guru dan teman- temannya) sehingga menjadi
masalah bagi dirinya, ia berkehendak mengontrol dunianya, dirinya dan
lingkungannya seakan orang lain tidak memiliki peranan dan tidak berguna bagi
dirinya. terlebih hal itu jika berangsur- angsur hingga menimbulkan penguatan
bagi dirinya.
Tujuan dilakukan konseling adalah untuk mengubah
pemikiran yang tidak logis, yaitu memerangi pemikiran Rahmat yang tidak
rasional seperti sombong (merasa paling pandai), membangkang kepada orang
tuanya dan menganggap tanpa orang tua ia dapat menjadi orang yang dibanggakan
atau diandalkan orang lain. Konselor diharapkan bisa memberikan nasehat secara
logis agar bisa mendorong klien dari pola piker tidak rasional ke rasional.
Berdasarkan hasil laporan penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui
penyebab siswa melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi
dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang
tingkah laku konseli.
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan orang
tua konseli yaitu:
1. Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya
memperhatikan perkembangan siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku
sisawa saat berada dilingkungan sekolah.
2. Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn
pergaulan anaknya dirumah dan menasehati anaknya serta menjalin hubungan
komunikasi yang baik dengan anknya.
Abimanyu, S. & Manrihu, T. 1996. Teknik
dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Daruma, A. Razak
Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar: FIP Universitas Negeri Makassar.
Prayitno,
& Amti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
file:///F:/Contoh
Kasus Bimbingan Konseling dan Penangannaya sesuai dengan Teori Bimbingan
Konseling di Sekolah _ Berdialog Blog.htm
file:///F:/Contoh%20Kasus%20_%20Lentera%20Konseling%20Qolbu.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar