Rabu, 10 Desember 2014

Makalah Bimbingan dan Konseling






PROBLEM SOLVING TERHADAP SISWA SMA

untuk  memenuhi tugas
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Dr. Awalya,M.Pd, Kons.
oleh
Dwi Noviyanti
2601413014
Rombel : 04







JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “PROBLEM SOLVING TERHADAP SISWA SMA ” Makalah ini berisikan tentang penyelesaian masalah terhadap kasus di lingkungan sekolah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya.Walaupun demikian penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.Terima kasih.


Semarang,  Oktober 2014
Penulis







Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak, karena secara fisik mereka sudah seperti orang dewasa. Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja dan akan membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja. Definisi tentang remaja secara lebih konseptual, Remaja adalah suatu masa dimana individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa dan terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Setiap siswa sebenarnya mempunyai masalah dan sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor sebagai pihak yang berkompeten perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan. Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi siswanya secara mendalam.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.      Apa pengertian bimbingan dan konseling ?
2.      Apa kasus yang dihadapi ?
3.      Bagaimana upaya memecahan masalah ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.      Mendiskripsikan kasus yang sedang dihadapi dari peserta didik guna mencari informasi.
2.      Mencari jalan keluar atau penyelesaian masalah dari kasus tersebut.

Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling secara individu kepada siswa. Dan dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana konseling sesungguhnya di lapangan.


Bimbingan merupakan layanan yang bersifat profesional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar belakang pendidikan, dan keahlian di bidang bimbingan dan konseling. Sedangkan konseling adalahsuatu proses member bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Rahmat adalah siswa kelas XI di sekolah SMAN I Sokaraja, Rahmat merupakan salah satu murid yang dibanggakan oleh para guru dan teman- temannya karena prestasinya yang mengagumkan, baik dalam akademik maupun non akademik (organisasi ekstrakurikuler).
Pujian dan simpati masyarakat sekolah membuat Rahmat merasa bahwa hanya dialah yang paling pandai diantara teman- temannya yang lain, terlebih hal itu hingga membuat Rahmat menjadi seseorang yang suka membangkang kepada kedua orang tuanya, tidak mau membantu orang tuanya, Rahmat menganggap tanpa orang tua ia dapat menjadi orang yang dibanggakan atau diandalkan orang lain.
Mencari sebab- sebab yang kemungkinan menjadi latar belakang kasus. Mencari informasi dari siswa yang dekat dengannya, kepada para guru, dan warga sekolah lainnya.
Dengan mencari bukti- bukti administrasi yang menguatkan bahwa Rahmat merupakan murid yang berprestasi di sekolah (seperti yang diungkapkan pada opini masyarakat sekolah). yang dilakukan antara lain :
a.       Pengamatan terhadap raport dan laporan hasil evaluasi kegiatan belajar siswa, dengan tujuan untuk melihat grafik perkembangan prestasi akademiknya.
b.      Pengamatan terhadap data induk dan kartu pribadi.
Mencari keterangan atau informasi dengan cara melakukan wawancara kepada Pembina organisasi ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi Rahmat pada bidang organisasi yang diikutinya. Jenis wawancara adalah wawancara terbuka dengan mendorong subyek untuk menceritakan banyak hal mengenai sosok Rahmat diorganisasi dan prestasinya. Selanjutnya melakukan wawancara kepada wali kelas dan teman- teman dekat Rahmat, wawancara dilakukan dalam rangka mencari keterangan mengenai perubahan sikap dan perilaku Rahmat akhir- akhir ini. wawancara bersifat terbuka dengan mendorong subyek (wali kelas/ teman- teman Rahmat) untuk menceritakan banyak hal mengenai sosok Rahmat dimata mereka dan prestasinnya.
Mengajukan surat Pemberitahuan Kunjungan Rumah kepada wali murid (orang tua Rahmat). Surat pemberitahuan kunjungan rumah berisikan tentang maksud- maksud kedatangan dan tujuan kunjungan yang akan dilakukan. Tujuan kunjungan rumah adalah untuk mengetahui latar belakang Si kasus (Rahmat) didalam rumah tinggal, paling tidak adalah informasi- informasi perubahan prilaku yang ditunjukkan Rahmat belakangan ini ketika berada bersama keluarganya. Jenis wawancara adalah wawancara tertutup.
Setelah mendapatkan informasi yang kuat dari hasil wawancara dan kunjungan rumah tersebut, ternyata masalah yang terjadi ini lebih dominan terhadap kehidupan pribadinya yaitu naiknya ukuran harga diri Rahmat karena lingkungan sekolah yang terlalu mengapresiasi keistimewaan dirinya sehingga merubah pandangan Rahmat menjadi seorang yang hedonis, buta karena kedudukan, dan menolak aktualisasi diri yang lebih positif dan bijaksana.
Bimbingan pribadi dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada Rahmat mengenai cara pandang yang bijaksana agar dalam menanggapi segala pujian itu lebih dapat digunakan sebagai motivasi positif untuk lebih membanggakan nama sekolah dan bermanfaat bagi keluarga dan dirinya sendiri.
Rahmat dipahami sebagai individu yang mengalami permasalahan emosional yang tidak dapat menyaring dengan tepat terhadap apa- apa yang dikatakan orang lain kepada dirinya (dalam hal ini ia tidak mampu memfilter dengan bijaksana apresiasi guru dan teman- temannya) sehingga menjadi masalah bagi dirinya, ia berkehendak mengontrol dunianya, dirinya dan lingkungannya seakan orang lain tidak memiliki peranan dan tidak berguna bagi dirinya. terlebih hal itu jika berangsur- angsur hingga menimbulkan penguatan bagi dirinya.
Tujuan dilakukan konseling adalah untuk mengubah pemikiran yang tidak logis, yaitu memerangi pemikiran Rahmat yang tidak rasional seperti sombong (merasa paling pandai), membangkang kepada orang tuanya dan menganggap tanpa orang tua ia dapat menjadi orang yang dibanggakan atau diandalkan orang lain. Konselor diharapkan bisa memberikan nasehat secara logis agar bisa mendorong klien dari pola piker tidak rasional ke rasional.


Berdasarkan hasil laporan penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli.
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan orang tua konseli yaitu:
1.      Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya memperhatikan perkembangan siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku sisawa saat berada dilingkungan sekolah.
2.      Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn pergaulan anaknya dirumah dan menasehati anaknya serta menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anknya.


Abimanyu, S. & Manrihu, T. 1996. Teknik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Daruma, A. Razak Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar: FIP Universitas Negeri Makassar.
Prayitno, & Amti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
file:///F:/Contoh Kasus Bimbingan Konseling dan Penangannaya sesuai dengan Teori Bimbingan Konseling di Sekolah _ Berdialog Blog.htm
file:///F:/Contoh%20Kasus%20_%20Lentera%20Konseling%20Qolbu.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar